Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 02 April 2012

makalah sintesis (unsur-unsur transisi)


MAKALAH SINTESIS
Unsur-unsur Transisi


Satya permana

SMK NEGERI 7 BANDUNG




1.      Alumunium



A.    Struktur Alumunium

Aluminium adalah unsur kimia dalam jadual berkala yang mempunyai simbol Al dan nombor atom 13. Aluminium atau yang bias juga disebut sebagai aluminum,alumunium adalah  unsur kimia. Aluminium ialah logam paling berlimpah.

B.     Wujud

Aluminium adalah merupakan unsur logam yang paling berlimpah dalam kerak Bumi (dipercayai antara 7.5% ke 8.1%), ia amat jarang dijumpai dalam bentuk asli dan pernah pada satu ketika dianggap sebagai logam berharga yang lebih bernilai daripada emas.Alumunium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga.
Aluminium, apabila pertama kali ditemui, adalah amat sukar untuk diasingkan daripada bijihnya. Aluminium merupakan logam yang paling sukar untuk ditulenkan, sungguhpun ia merupakan salah satu unsur yang paling biasa di Bumi. Sebab utama ialah aluminium teroksida dengan sangat cepat dan oksidanya merupakan sebatian yang sangat stabil, sehinggakan, berbeza daripada karat pada besi, ia tidak akan mengelupas. Inilah juga merupakan sebab mengapa ia digunakan dalam pelbagai jenis aplikasi.
Aluminium adalah merupakan logam yang lembut dan ringan, dengan rupa keperakan pudar, oleh kerana kehadiran lapisan pengoksidaan yang nipis yang terbentuk apabila didedahkan kepada udara. Aluminium adalah tak bertoksik (dalam bentuk logam), tak bermagnet, dan tidak menghasilkan cucuh. Aluminium tulen mempunyai kekuatan tegangan sebanyak 49 megapascal (MPa) dan 700 MPa sekiranya dibentuk menjadi aloi. Aluminium tulen mempunyai kekuatan tegangan yang rendah, tetapi sedia untuk membentuk aloi bersama dengan banyak unsur seperti tembaga, zink, magnesium, mangan dan silikon (contohnya, duralumin).

C.     Ekstraksi

Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.

D.    Kegunaan

Kegunaan Aluminium sangat banyak diantara nya sebagai berikut :

1.      Pengangkutan (kenderaan, kapal terbang, jentera, kenderaan landasan, kapal laut, dsb.)
2.      Pembungkusan (tin aluminum, kerajang aluminium, dsb.)
3.      Pembinaan (tingkap, pintu)
4.      Serbuk aluminium, agen pemperakan yang biasa digunakan dalam cat.
5.      Tutup botol minuman.
6.      komputer moden dalam unit pemprosesan pusat adalah diperbuat daripada aluminium




2.      2.Emas 





A.          Struktur Emas

Emas adalah unsur kimia dlm tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius

B.           Wujud

Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%


C.     Kegunaan

Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai kilogram.

3.     3.Platina





A.    Struktur

Platina adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pt dan nomor atom 78.

B.     Wujud
Sebuah logam transisi yang berat, "malleable", "ductile", berharga, berwarna putih-keabuan.

C.     Kegunaan
Platinum digunakan dalam perhiasan, peralatan laboratorium, gigi, dan peralatan kontrol emisi mobil.

4.      4.Paladium






A.    Struktur

Paladium adalah suatu unsur kimia dengan simbol kimia Pd dan nomor atom 46. Ini adalah logam perak-putih yang langka dan berkilau ditemukan pada tahun 1803 oleh William Hyde Wollaston. Dia bernama setelah asteroid Pallas, yang itu sendiri bernama setelah julukan Athena dewi Yunani, diakuisisi oleh ketika dia membunuh Pallas. Paladium, platinum, rhodium, ruthenium, iridium dan osmium membentuk sekelompok elemen disebut sebagai kelompok logam platinum (PGMs). Ini memiliki sifat kimia yang mirip, namun paladium memiliki titik leleh terendah dan adalah yang paling padat dari mereka.

B.     Wujud

Sifat unik dari paladium dan logam platinum lainnya rekening kelompok untuk digunakan secara luas. Seperempat dari semua barang yang diproduksi saat ini baik mengandung PGMs atau memiliki bagian penting dalam proses manufaktur mereka dimainkan oleh PGMs. Lebih dari setengah dari pasokan paladium dan platinum congener nya masuk ke dalam catalytic converter, yang mengkonversi sampai 90% dari gas berbahaya dari knalpot mobil (hidrokarbon, karbon monoksida dan nitrogen dioksida) menjadi zat yang kurang berbahaya (nitrogen, karbon dioksida dan uap air) .


C.     Kegunaan

Palladium juga digunakan dalam elektronik, kedokteran gigi, kedokteran, hidrogen pemurnian, aplikasi kimia, dan pengobatan tanah. Paladium memainkan peran kunci dalam teknologi yang digunakan untuk sel bahan bakar, yang menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik, panas, dan air.

5.      5.Perak  





A.    Struktur

Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin Argentum

B.     Wujud

Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas.


C.     Kegunaan
Kegunaan dari Logam ini digunakan dalam
1.       koin
2.      perhiasan
3.      peralatan meja
4.      fotografi.
5.      Perak termasuk logam mulia seperti emas.

6.      Timah





A.    Struktur

Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50.

B.     Wujud

Unsur ini merupakan logam miskin keperakan, dapat ditempa , tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy. Merupakan unsur logam, dengan warna putih keabuan. Timah memiliki titik lebur 231,89° Celcius dan titik didih 2.260° Celcius.

C.  Kegunaan

           Biji timah terdapat dalam bentuk kasiterit. Penggunaan timah sendiri sering digunakan untuk membuat campuran  atau paduan logam yaitu kuningan, perunggu, campuran timah putih dan timah hitam, patri, logam-logam yang dapat melebur, serta logam untuk lonceng. Logam paduannya digunakan untuk kertas perak, pelapisan pembuatan pipa, pembuatan alat minum, dan pematrian.















Daftar Pustaka

















Jumat, 30 Maret 2012

makalah sinonim dan antonim

MAKALAH SEMANTIK 2 “MAKNA”

MAKALAH
SEMANTIK 2
“MAKNA”
















OLEH: satya permana






Bab II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Makna
Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de Saussure ( dalam Abdul Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.
Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia;
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).

B. Jenis Makna
1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat).
Contoh:
rumah : bangunan untuk tempat tinggal manusia
makan : mengunyah dan menelan sesuatu
makanan : segala sesuatu yang boleh dimakan
Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan).
Contoh:
berumah : mempunyai rumah
rumah-rumah : banyak rumah
rumah makan : rumah tempat makan
rumah ayah : rumah milik ayah

2. Makna Denotasi dan Konotasi
Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya.
Contoh:
merah : warna seperti warna darah.
ular : binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.
Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu.
Contoh:
Makna dasar Makna tambahan
(denotasi) (konotasi)
merah : warna …………………… berani; dilarang
ular : binatang ………………… menakutkan/ berbahaya
Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi.
Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif.
Contoh:
Konotasi positif Konotasi negatif
suami istri laki bini
tunanetra buta
pria laki-laki
Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.

C. Relasi Makna
Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain.
Masalah-masalah yang dibicarakan pada relasi makna :
1. Sinonim : hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna
antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya.
Contoh : benar = betul.
Faktor ketidaksamaan dua buah ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan
sama persis adalah :
a. Faktor waktu, contoh : hulubalang dan komandan
b. Faktor tempat, contoh : saya dan beta
c. Faktor keformalan, contoh : uang dan duit
d. Faktor sosial, contoh : saya dan aku
e. Faktor bidang kegiatan, contoh : matahari dan surya
f. Faktor nuansa makna, contoh : melihat, melirik, menonton
2. Antonim : hubungan semantik dua buah satuan ujaran yang maknanya
menyatakan kebalikan, pertentangan dengan ujaran yang lain.
Contoh : hidup x mati
Jenis antonim :
a. Antonim yang bersifat mutlak, contoh : diam x bergerak
b. Antonim yang bersifat relatif / bergradasi, contoh : jauh x dekat
c. Antonim yang bersifat relasional, contoh : suami x istri
d. Antonim yang bersifat hierarkial, contoh : tamtama x bintara
3. Polisemi
Adalah kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh : kata kepala : 1. Kepala yang berarti bagian tubuh yang bagian atas.
2. Kepala yang menyatakan pimpinan
4. Homonim
Adalah dua kata kebetulan bentuk, ucapan, tulisannya sama tetapi beda makna.
Contoh : Bisa : 1. Bisa yang berarti racun
2. Bisa yang berarti dapat atau mampu
5. Homofon
Adalah dua kata yang mempunyai kesamaan bunyi tanpa memperhatikan
ejaanya, dengan makna yang berbeda.
Contoh : 1. Bang : sebutan saudara laki-laki
2. Bank : tempat penyimpanan dan pengkreditan uang
6. Homograf
Adalah dua kata yang memiliki ejaan sama, tetapi ucapan dan maknanya beda.
Contoh : 1. Apel : buah
2. Apél : rapat, pertemuan
7. Hiponim dan hipernim
Hiponim adalah sebuah bentuk ujaran yang mencakup dalam makna bentuk ujaran lain. Hipernim adalah bagian dari hiponim.
Contoh : Hiponim : buah-buahan
Hipernim dari buah-buahan misalnya anggur.
6. Ambiguiti / Ketaksaan
Adalah gejala yang terjadi akibat kegandaan makna akibat tafsiran gramatikal
yang berbeda. Tergantung jeda dalam kalimat.
7. Redundansi
Adalah berlebih-lebihannya penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk
ujaran.

D. Perubahan Makna
1. Perluasan Makna (generalisasi)
Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
Contoh:
makna lama makna baru
bapak: orang tua laki-laki semua orang laki-laki yang lebih tua atau
berkedudukan lebih tinggi.
saudara: anak yang sekandung semua orang yang sama umur/ derajat.
2. Penyempitan Makna (Spesialisasi)
Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).
Contoh:
makna lama: makna baru:
sarjana : cendikiawan . lulusan perguruan tinggi
pendeta : orang yang berilmu guru Kristen
madrasah : sekolah sekolah agama Islam
3. Peninggian Makna (ameliorasi)
Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama.
Contoh:
makna lama: makna baru:
bung : panggilan kepada orang laki-laki panggilan kepada pemimpin
putra : anak laki-laki lebih tinggi daripada anak
4. Penurunan Makna (Peyorasi)
Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama.
Contoh:
makna lama: makna baru:
bini: perempuan yang sudah dinikahi lebih rendah daripada istri
bunting: mengandung lebih rendah dari kata hamil
5. Persamaan (asosiasi)
Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.
Contoh:
makna lama: makna baru:
amplop : sampul surat uang sogok
bunga : kembang gadis cantik
Mencatut: mencabut dengan catut menarik keuntungan
6. Pertukaran (sinestesia)
Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar, dan sebagainya.
Contoh:
suaranya terang sekali (pendengaran penglihatan)
rupanya manis (penglihat perasa)
namanya harum (pendengar pencium)



BAB I
PENDAHULUAN

Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakan perbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna.
Lalu apakah pengertian dari makna, jenis-jenis dari makna, dan relasi makna? Menurut Mansoer Pateda (2001:79) bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Ada beberapa jenis makna, antara lain makna leksikal, makna gramatikal, makna denotasi, dan makna konotasi. Selain itu, ada juga yang disebut relasi makna yaitu Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain.
Pada bagian selanjutnya dari makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengertian makna, jenis-jenis dari makna, dan relasi makna.









BAB III
PENUTUP

A.Simpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna.
Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia;
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).

B.Saran
Semantik merupakan cabang linguistik yang penting dipelajari. Dengan mempelajari semantik, kita akan tahu tentang makna-makna bahasa, karena semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna.














DAFTAR PUSTAKA

geocities.com/dicoba83/Semantik_files/semantik.pdf
http://cakrabuwana.files.wordpress.com/2008/09/rina-ekawati-bab-71.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Semantik
http://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/makna/http://library.usu.ac.id/download/fs/06001583.pdf

Minggu, 11 Maret 2012

laporan praktikum gravimetri

LAPORAN PRAKTIKUM PLK
(GRAVIMETRI)
 
 
 







Disusun oleh :
Satya permana
Kelas : 1 analis 2



SMKN 7 Bandung
2011/2012


Daftar Isi

Bab I.    Pendahuluan
1.1      Prinsip Dasar…………………………………………………………………………………………………………………………….
1.2     Tujuan Percobaan…………………………………………………………………………………………………………………….
1.3     Tanggal Percobaan…………………………………………………………………………………………………………………..

Bab II. Teori Penunjang
2.1…..
Bab III.  Prosedur Percobaan
 3.1 Alat-alat Percobaan……………………………………………………………………………………………………………………..
 3.2 Bahan-bahan Percobaan………………………………………………………………………………………………………………
 3.3 Prosedur Kerja……………………………………………………………………………………………………………………………..

Bab IV.  Data Pengamatan…………………………………………………………………………………………………………………..
 4.1 Data Pengamatan……………..………………………………………………………………………………………………………..
4.2 Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………………………..
4.3 pertanyaan dan jawaban…………………………………………………………………………………………………………….

Bab V. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………………………………………


Bab I.   Pendahuluan
1.1   Prinsip Dasar

Dalam analisis kuantitatif selalu memfokuskan pada jumlah atau kuantitas dari sebuah sampel, pengukuran sampel dapat dilakukan dengan menghitung berat zat, menghitung volume atau menghitung konsentrasi. Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui penghitungan berat zat. Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid).
Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Umumnya reaksi kimia tidak dalam ukuran besar seperti kilogram, namun dalam satuan yang lebih kecil seperti gram dan mili gram. Timbangan yang dipergunakan memiliki ketelitian yang tinggi atau kepekaan yang tinggi dan disebut dengan neraca analitik atau analytical balance.
Dalam melakukan analisis dengan teknik gravimetric, kemudahan atau kesukaran dari suatu zat untuk membentuk endapan dapat diketahui dengan melihat kelarutannya atau melihat harga dari hasil kali kelarutan yaitu Ksp. Jika harga Ksp suatu zat kecil maka kita dapat mengetahui bahwa zat tersebut sangat mudah membentuk endapan. Ingat definisi kelarutan; kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut adalah jumlah zat tersebut sebanyak-banyaknya yang dapat larut dalam pelarut pada suhu tertentu sehingga larutan tepat jenuh.
Dalam reaksi pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang akan kita analisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan endapan dari dari zat-zat lain yang juga turut mengendap. Proses ini cukup sulit dilakukan, namun cara yang paling umum adalah mengoksidasi beberapa zat yang mungkin mengganggu sebelum reaksi pengendapan dilakukan.
Pencucian endapan merupakan tahap selanjutnya, proses pencucian umumnya dilakukan dengan menyaring endapan, yang dilanjutkan dengan membilasnya dengan air. Tahap akhir dari proses ini adalah memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat pelarut atau air yang masih ada didalam sampel, pemanasan atau mengeringkan dalam oven lazim dilakukan. Akhirnya penimbangan sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah kuantitas sampel yang dianalisis.
Analisis gravimetri ini merupakan salah satu teknik analisis kuantitatif yang menggunakan gravi / berat. Pada dasarnya, gravimetri dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu penguapan, elektrolisis dan pengendapan. Salah satu contoh penguapan metode gravimetri adalah dalam penentuan air / hidrat dalam Barium klorida dengan cara menghilangkan semua hidrat kristal di atas suhu 100oC (Anonim, http://duniainikecil.wordpress.com). Teknik ini diawali dengan penimbangan sampel lalu dilakukan pelarutan dan pengendapan pada larutan tersebut dengan pereaksi pengendap kemudian dilakukan penyaringan endapan yang terbentuk. Kemudian endapan yang telah disaring diabukan dengan pembakar suhu tinggi seperti meker dean tanur dan diakhiri dengan penimbangan sampai diapatkan bobot tetap (Nur, http://r3xr4ptor.wordpress.com).

Langkah pengukuran pada gravimetri adalah pengukuran berat. Analit secara fisik dipisahkan dari semua komponen lainnya maupun dengan solvennya. Persyaratan yang harus dipenuhi agar garvimetri dapat berhasil ialah terdiri dari proses pemisahan yang harus cukup sempurna sehingga kualitas analit yang tidak mengendap secara analit tidak ditentukan dan zat yang ditimbang harus mempunyai susunan tertentu dan harus murni atau mendekati murni. Jika tidak demikian hasil yang akan diperoleh akan salah. Pada umumnya dua hal yang perlu diingat pada penentuan faktor garvimetri; yaitu berat molekul analit yang merupakan pembilang dan berat zat yang ditimbang yang merupakan penyebut (Underwood, 1993).

Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis penentuan kadar zat berdasarkan pengukuran berat analit atau senyawa yang mengandung analit dapat dilakukan dengan :
Metode pengendapan
Isolasi endapan sukar larut dari suatu komposisi yang tak diketahui
Metode penguapan
Larutan yang mengandung analit diuapkan, ditimbang dan kehilangan berat dihitung.
(Gusdinar, 1998)
Setelah didapat endapan, endapan dipisahkan dan dikeringkan melalui proses pemijaran. Pemijaran adalah proses pemanasan endapan yang dilakukan bersama dengan kertas saring. Pemijaran dilakukan pada suhu yang cukup panas sehingga diperoleh endapan kering yang dapat di timbang. Suhu dan lamanya pemijaran tergantung sifat-sifat endapan (Anonim, http://en.wikipedia.org)
1.2   Tujuan Percobaan    :
·         Agar siswa dapat mengetahui apa itu Gravimetric
·         Agar siswa dapat mengetahui cara-cara Gravimetri
1.3   Tanggal Percobaan   : 1 Februari 2012
Bab II Teori Penunjang
2.1 teori penunjang
1. Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna (sisa analit yang tertinggal dalam larutan harus cukup kecil, sehingga dapat diabaikan), endapan yang dihasilkan stabil dan sukar larut.
2. Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dari larutan ( dengan penyaringan).
3. Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometrik tertentu (dapat diubah menjadi sistem senyawa tertentu) dan harus bersifat murni atau dapat dimurnikan lebih lanjut (Vogel, 1990).
Analisis kadar klor secara gravimetri didasarkan pada reaksi pengendapan, diikuti isolasi dan penimbangan endapan. Klor akan diendapkan oleh larutan perak nitrat (AgNO3) berlebih dalam suasana asam nitrat sebagai perak klorida.
Reaksi yang terjadi adalah
Cl- + Ag+ AgCl (putih)
Endapan yang terjadi diisolasi dan dikeringkan pada suhu 130 – 1500C dan ditimbang sebagai AgCl. Kesalahan dalam gravimetric dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Endapan yang tidak sempurna dari ion yang diinginkan dalam cuplikan.
2. Gagal memperoleh endapan murni dengan komposisi tertentu untuk penimbangan.
Faktor–faktor penyebabnya adalah :
1. Kopresipitasi dari ion-ion pengotor.
2. Postpresipitasi zat yang agak larut.
3. Kurang sempurna pencucian.
4. Kurang sempurna pemijaran.
5. Pemijaran berlebih sehingga sebagian endapan mengurai.
6. Reduksi dari karbon pada kertas saring.
7. Tidak sempurna pembakaran.
8. Penyerapan air atau karbondioksida oleh endapan (Underwood, 1986).Bab III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat-alat percobaan
·         Cawan
·         Eksikator
·         Neraca
3.2 Bahan-bahan percobaaan
·         MgSO4.7H2O
3.3  Prosedur Kerja
prosedur
Gambar
1.      Memanaskan cawan sampai pijar selama 15 menit dan membiarkannya, Memasukan kedalam eksikator selama 10 menit dan menimbangnya.

2.      Mengerjakanny terus-menerus sampai didapat berat yang konstan.

3.      Memasukan Kristal Magnesium sulfat kedalam cawan kira-kira 1,5 gram

4.      Memanaskan cawan bersama dengan Kristalnya,dengan api mula-mula kecil dan makin lama diperbesar sampai pijar ,membiarkan cawan berpijar 15 menit.

5.      Membiarkannya sampai mendingin kemudian kedalam eksikator selama 10 menit sampai cawan mencapai suhu kamar,kemudian menimbangnya.

6.      Mengerjakanny terus-menerus sampai didapat berat yang konstan.

7.      Hitunglah kadar air dalam % dari kehilangan berat sebelum sampai setelah dipanaskan

8.      Hitunglah jumlah hidrat yang terkandung didalam Kistal Magnesium Sulfat.


Bab IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Pengamatan
Setelah dicuci dan dinetralkan,cawan porselen tidak boleh terkena tangan,hal ini dilakukan agar cawan tidak mengandung atau terkombinasi dengan lemak dari tangan.Karena bila terkena tangan maka akan ada lemak dari tubuh sehingga cawan tersebut terkontaminasi.
Kemudian ketika dipanaskan cawan porselen diletakan pada segitiga porselen di atas kaki tiga dan denagn kondisi pai berwarna biru sampai memijar.Tutup cawan juga agak di buka agar sirkulasi udala tetap berjalan lancer (dilakukan 15 menit).
Saat memasukan cawan ke dalam eksikator yang didalamnya terdapat silikal gell,tutup eksikator tidak boleh di buka terlalu lebar karena di dalam  eksikator terdapat silikal gell yang berfungsi menyerap dingin dari udara dan menyebabkan suhu eksikator berubah.Masukan cawan dengan tutup agak di buka (tunggu 10 menit).
Ø  Kemudian ditimbang,hingga menghasilkan :
1.      34,2082
2.      34,2082
Ø  Toleransi kesalahan 2 x 10 -4 gram,kemudian kami menimbang sampel zat sebanyak 1,5002 gram (MgSO4)
·         Cawan + sample sebelum pemanasan : 34,2082+1,5002 = 35,7084 gram
·         Massa setelah pemanasan : 34,9412 gram
·         Berat massa yang hilang : 0,7672 gram
%Air = Error! Filename not specified. x 100%
%Air = Error! Filename not specified. x 100%
%Air = 51,1398
         =51 %

Jadi,kadar air yang terkandung dalam MgSO4 adalah 51 %

4.2 Pembahasan
  Setelah dicuci cawan tidak boleh ter kena tangan ,hal ini dilakukan agar cawan tidak mengandung atau terkontaminasi dengan lemak dari tangan. 
   Pemijaran cawan dilakukan selama 15 menit diatas api nyala Bunsen setelah itu di dinginkan kemudian masukan ke dalam eksikator selama 10 menit.Dan timbang cawan sampai mendapat kan berat cawan konstan,tengan toleransi kesalahan 2 x  10 -4 .


Bab V Kesimpulan
Ø Jadi,Analisis gravimetri ini merupakan salah satu teknik analisis kuantitatif yang menggunakan gravi / berat. Pada dasarnya, gravimetri dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu penguapan, elektrolisis dan pengendapan. Salah satu contoh penguapan metode gravimetri adalah dalam penentuan air / hidrat dalam Barium klorida dengan cara menghilangkan semua hidrat kristal di atas suhu 100oC.
Ø  Berat cawan sesudah di timbang dan dipanaskan,hingga menghasilkan :
1.      34,2082
2.      34,2082
Ø  Toleransi kesalahan 2 x 10 -4 gram,kemudian kami menimbang sampel zat sebanyak 1,5002 gram (MgSO4)
·         Cawan + sample sebelum pemanasan : 34,2082+1,5002 = 35,7084 gram
·         Massa setelah pemanasan : 34,9412 gram
·         Berat massa yang hilang : 0,7672 gram
Jadi hasil jumlah kadar dari kelompok kami adalah 51 %
Daftar Pustaka
·         http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/04/gravimetri/
·         http://adelluckyy.student.fkip.uns.ac.id/k-u-l-i-a-h/analitik/